“PERANAN ORANG TUA DALAM MENDAMPIMI ANAK BELAJAR
DARI RUMAH DIMASA PANDEMI COVID-19” Penulis : Imanuel Mbay Landunau, M.Pd.K
BAB I PENDAHULUAN
Peningkatan prestasi belajar anak merupakan salah satu tujuan dari pendidikan. Peningkatan prestasi belajar anak melibatkan banyak unsur yang berperan dalam hal ini guru, orang tua, lingkungan dan lain-lain. Orang tua berperan dalam menentukan masa depan anak-anak, terutama terhadap prestasi belajar pada saat di rumah.[1] Tanggung jawab orang tua sangat penting dalam membimbing anak saat belajar di rumah.
Tanggung jawab dari orang tua adalah untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anak dalam mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.[2] Oleh karena itu orang tua memiliki peran yang besar dalam membimbing dan mendidik anak.
Kondisi dunia yang dilanda Covid-19 mewajibkan pembelajaran dari rumah, kondidsi tersebut membutuhkan perhatian lebih dari orang tua dalam mendampingi anak saat belajar. Kondisi Dunia yang dilanda Covid-19 berpengaruh besar dalam dunia pendidikan, guru hanya memberikan materi agar siswa pelajari tanpa adanya pendampingan yang dilakukan oleh guru, keadaan ini menambah tugas orang tua yang tidak hanya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anak tetapi juga harus mendampingi anak saat belajar karena berpengaruh pada keberhasilan anak. Kebijakan pemerintah mengantisipasi penyebaran wabah pandemi covid-19 ini dengan melakukan pembelajaran dari rumah. Sehingga di sini peran orang tua sangat di butuhkan guna mendorong anak-anak untuk belajar secara mandiri, sehingga anak akan terdorong untuk mengerjakan tugas-tugas belajar.[3]
Walaupun hanya belajar di rumah, orang tua hendaknya mampu mengupayakan agar anak-anak tetap menjalankan kebiasaan harian yang sama ketika belajar di sekolah seperti bangun pagi, melakukan pembelajaran, baru setelah itu anak diperbolehkan melakukan aktifitas yang lain, sehingga anak tetap aman, nyaman, dan tidak cemas terhadap perubahan situasi belajar di saat pandemi ini.[4]
Dengan demikian jelaslah bahwa orangtua memiliki peran yang sangat penting terhadap pembelajaran dari rumah, karena orang tua mempunyai tanggung jawab menafkahi, mendidik, mengasuh, serta memelihara, dan yang paling utama adalah peranan dalam peningkatan prestasi belajar anak untuk masa depan anak.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk untuk mengetahui peran orang tua terhadap pembelajaran dari rumah, Prestasi belajar anak di masa pandemi Covid-19. Metodologi yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif pada literatur (Pustaka). Penulis menggunakan padangan teori para ahli tentang peranan orang tua dan berbagai pendekatannya, termasuk di dalamnya pendekatan praksis. Penulis menguraikan berbagai teori dan kemungkinan untuk mengaplikasikan pendekatan tersebut dalam mendampingi anak belajar dari rumah.
BAB II PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia orang tua dalam arti khususnya adalah ayah dan ibu kandung. [5] Orang tua adalah ayah dan ibu dari seorang anak, baik melalui hubungan biologis, maupun sosial, atau yang identik dengan orang yang membimbing anak dalam lingkungan keluarga.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa peranan berasal dari kata
“peran” yang berarti pemain sandiwara. Kemudian dari kata peran mempunyai akhiran “an” menjadi peranan yang berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang utama dalam suatu hal atau peristiwa.[6]
Soekamto mengemukakan beberapa pendapatnya sebagai berikut:
Selanjutnya Usman berpendapat bahwa “peranan merupakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan oleh seseorang dalam situasi dan kondisi tertentu yang mengarah kepada perbaikan dalam perubahan tingkah laku seseorang”.[8]
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peranan adalah tindakan atau aktifitas atau serangkaian tingkah laku yang berhubungan dengan normanorma, peraturan-peraturan dalam melaksankan kawajiban sesuai dengan situasi dan kondisi serta posisi seseorang dalam suatu tatanan kehidupan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Di sisi lain peranan ini juga menuntut kesadaran seseorang agar aktif dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya di masyarakat untuk memberikan pengaruh membimbing dalam upaya memberikan motivasi untuk mewujudkan tujuan yang dicapai.
Dengan demikian peranan orang tua adalah partisipasi aktif orang tua untuk membimbing anak dalam meningkatkan prestasi belajar sebagai upaya untuk dasar di masa depan anak.
Rumah tangga merupakan lingkungan pertama di mana anak hidup dan mendapatkan pendidikan dalam rumah tangga, disinilah tempat anak belajar tentang kebiasaannya dalam mengenal banyak hal, dalam kondisi baik, anak akan mendapat pengaruh kebaikannya, dan jika tidak, anak akan tenggelam dalam kesukarannya. Oleh karena itu, awal penyebab celaka dan bahagianya anak di kemudian hari terletak pada pendidikan yang yang diberikan dalam keluarga.
Sehubungan dengan peranan orang tua terhadap anak, menurut Achir orang tua hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan peranan dan fungsinya sebagai berikut:
Menurut Ahmad Tafsir “orang tua adalah orang yang menjadi panutan dan contoh bagi anak-anak. Setiap anak akan mengagumi orang tua, apapun yang dikerjakan orang tua akan dicontohi oleh anak. Misalnya anak laki-laki senang bermain menggunakan palu, anak perempuan senang bermain boneka dan memasak. Contoh tersebut adalah adanya kekaguman anak terhadap orang tua.[10] Hal ini sejalan dengan pengertian orang tua menurut
Zakiah Daradjat “orang tua adalah pusat kehidupan rohani anak dan sebagai penyebab berkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya di kemudian hari, terpengaruh oleh sikap anak terhadap orang tua di permulaan hidup anak dahulu.[11]
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah pihak yang utama dan pertama yang berperan dalam pendidikan anak, membesarkan dan membimbing, serta mengarahkan terbentuknya kepribadian anak. Selain itu orang tua juga merupakan teladan tingkah laku bagi anak, serta orang tua harus menunjukan perhatian terhadap kerohanian anak baik di rumah maupun di luar rumah.
Dalam poin ini akan dijabarkan macam-macam peranan orang tua diantaranya sebagai berikut:
Peranan orang tua dalam pendidikan anak sebenarnya akan berkembang seiring bertambahnya usia anak. Misalnya ketika masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, anak biasanya lebih bisa belajar sendiri tanpa didampingi, seperti ketika SD. Namun, sikap orang tua terhadap pendidikan dapat memotivasi anak dalam menempuh pendidikan. orang tua perlu membuat anak menyadari bahwa belajar adalah hal yang penting, menyenangkan, dan harus dilakukan. Kewajiban orang tua adalah membesarkan atau memenuhi kebutuhan anak, menyekolahkan anak, mengasuh, dan mendidik anak, serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam mendukung pendidikan anak
Untuk bisa menerima banyaknya materi, yang diajarkan di sekolah, kondisi tubuh anak harus sehat. Karena ketika kondisi tubuh anak sehat, maka pembelajaran yang dijalani tentu akan menjadi lebih baik.
Orang tua tentu tidak bisa tahu apa yang terjadi pada anak di sekolah. Jadi ketika anak pulang jangan lupa untuk mengajaknya berbicara santai. Tanyakan apa yang terjadi di sekolah seperti ada hal buruk yang terjadi di sekolah atau ada hal yang menyenangkan. Orang tua perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak sehingga anak terbiasa bercerita apa saja dan merasa nyaman bergantung pada orang tua.
Orang tua harus melakukan kontak rutin dengan guru untuk menanyakan perkembangan anak di sekolah, seperti ada hal yang mungkin tidak di ketahui oleh orang tua atau menanyakan perkembangan dan kemampuan anak ketika menyerap materi yang disampaikan guru. Jika orang tua membangun komunikasi yang baik dengan guru, maka orang tua dapat memantau perkembangan anak ketika berada di sekolah.[12]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perkembangan mental dan perkembangan prestasi anak tergantung pada sikap orang tua terhadap anak. Ketika orang tua berperan aktif dalam pendidikan anak, maka anak dapat menerima dan menjalani pendidikan yang bermutu.
Peran orang tua dalam membina moral anak yang pertama berupa menumbuhkan perilaku budaya terdiri dari: nilai kerukunan, nilai tatakrama, atau sopan santun, nilai ketaatan, nilai kemandirian, serta nilai tanggung jawab. Peran orang tua dalam membina moral anak yang kedua, berupa menumbuhkan perilaku agama meliputi: ketaatan melaksanakan ibadah, dan kebiasaan mengucapkan salam. Peran orang tua dalam membina moral anak yang ketiga berupa membimbing adaptasi budaya meliputi pengenalan lingkungan sekitar yang dilakukan dengan mengajarkan anak tentang normanorma sosial yang berlaku dalam masyarakat.[13]
Asrih Budiningsih mengutip pendapat beberapa tokoh tentang moral diantaranya:
menurut Lilie, kata moral berasal dari kata mores (bahasa Latin) yang berarti tata cara dalam kehidupan atau adat istiadat.
Dewey mengatakan bahwa moral sebagai hal-hal yang berhubungan dengan larangan dan tindakan yang berbicara salah atau benar. Mangis-Suseno mengatakan bahwa kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia, sehingga bidang moral adalah bidang kehidupan manusia yang dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.[14] Sejauh mana standar moral orang tua, hal itu mempengaruhi konsep moral anak karena orang tua merupakan objek utama bagi anak-anak untuk belajar.[15]
3. Peran orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak
Mery Go Setiawani mengemukakan beberapa hal tentang peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak yaitu:
1) Peran Orang Tua bagi Anak.
Orang tua adalah guru yang baik dan teman yang sejati. Dalam keluarga, orang tua memainkan peranan yang sangat penting karena orang tua merupakan tokoh utama bagi anak-anak. Orang tua yang tidak memberikan didikan yang baik bagi anak-anaknya, kelak bukan saja tidak menikmati hasil yang baik, bahkan mungkin akan mendatangkan celaka bagi anak. Dalam pandangan seorang anak, orang tua memegang peranan penting sebagai:
2. Peran orang tua dalam menentukan prestasi belajar anak.
Orang tua merupakan sosok pertama dan utama dalam pendidikan anak. Meskipun anak telah dititipkan ke sekolah, tetapi orang tua tetap berperan terhadap prestasi belajar anak, yaitu:
Berikut peran orang tua dalam mendukung prestasi belajar anak, yaitu:
Orang tua berperan sebagai pendidik sebab dalam pekerjaannya tidak hanya mengajar, tetapi juga melatih ketrampilan anak, terutama melatih sikap mental anak.[18] Maka dalam hal ini, orang tua harus mampu bertanggung jawab menemukan bakat dan minat anak, sehingga anak diasuh dan dididik, baik langsung dari orang tua atau melalui bantuan orang lain, seperti guru, sesuai dengan bakat dan minat anak sendiri, sehingga anak dapat memproleh prestasi belajar yang terbaik. Bukan karena keegoisan orang tua, yaitu justru “mengajarkan” anak dengan kondisi yang diinginkan orang tua.
Bimbingan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan, agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan penuh kesadaran.[19] Maka dalam hal ini, orang tua harus senantiasa memberikan bimbingan secara berkelanjutan. Anak di sekolah hanya enam jam, dan bertemu dengan gurunya hanya 2 sampai 3 jam. Maka prestasi anak sangat didukung oleh bimbingan belajar yang diberikan orang tua secara berkelanjutan, langsung maupun tidak langsung.
Orang tua memberikan dorongan tentang pentingnya belajar dengan tujuan dapat meningkatkan prestasi belajar anak, sehingga anak merasa penting dan membutuhkan apa yang dianjurkan oleh orang tua.[20] Orang tua harus mampu menjadi motivator belajar anak. hal ini dilakukan antara lain dengan membimbing belajar anak dengan kasih sayang secara berkelanjutan, serta dengan menciptakan suasana belajar di rumah. Suasana belajar dapat diwujudkan dengan mengontrol kebiasaan-kebiasaan yang kurang bermanfaat, seperti nonton TV secara terus menerus, maka bagaiamana suasana belajar mampu dikondisikan orang tua, sehingga anak akan termotivasi untuk belajar. Semakin tinggi motivasi belajar anak semakin tinggi pula kemungkinan anak untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
Dalam belajar mengajar, orang tua menyediakan berbagai fasilitas seperti media, alat peraga, termasuk menentukan berbagai cara untuk mendapatkan fasilitas tertentu dalam mendukung program belajar anak. Orang tua sebagai fasilitator turut mempengaruhi tingkat prestasi yang dicapai anak.[21] Bentuk dukungan lain yang tidak kalah pentingnya berkenaan dengan peranan orang tua dalam belajar anak adalah dengan menyiapkan berbagai fasilitas pembelajaran. Fasilitas ini dimulai dengan biaya pendidikan karena tidak ada pendidikan gratis seratus persen. Fasilitas pendidikan selanjutnya adalah berkenaan dengan penyediaan buku-buku ajar yang dibutuhkan anak, demikian juga dengan fasilitas lainnya, seperti alat-alat tulis, tempat belajar, dan lain-lain.
Orang tua atau ayah dan ibu menjadi pendidik utama dalam keluarga harus bekerja sama untuk mendidik anak. Bagi suami yang kelebihan ilmu dan ketrampilan mendidik, harus mengajarkan kepada istrinya dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian antara suami dan istri saling menutupi kelemahannya msing-masing. Apalagi di saat pandemi seperti ini, orang tua berlu bekerja sama untuk membantu anak saat belajar dari rumah.
Peranan orang tua yang satu dengan yang lainnya terhadap anaknya sudah tentu berbeda-beda. Hal ini terjadi karena masalah pendidikan orang tua yang berbeda-beda maupun pekerjaannya.
Berkaitan dengan hal ini akan dipaparkan bentuk-bentuk peranan orang tua terhadap anak.
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup orang tua, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh. sikap anak terhadap guru Agama dan pendidikan agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama khususnya. Seorang anak sangat membutuhkan bimbingan kedua orang tua dalam mengembangkan bakat serta menggali kelebihan yang ada pada diri anak. Dalam rangka menggali potensi dan mengembangkan bakat dalam diri anak, maka seorang anak memerlukan pendidikan sejak dini. pengarahan dan bimbingan diberikan kepada anak terutama pada hal-hal yang baru yang belum pernah anak ketahui. Dalam memberikan bimbingan kepada anak akan lebih baik jika diberikan saat anak masih kecil.
Orang tua hendaknya membimbing anak sejak lahir ke arah yang sesuai dengan ajaran agama, sehingga anak terbiasa hidup sesuai dengan nilai-nilai akhlak yang diajarkan oleh agama. Selain membimbing, orang tua harus memberikan pengarahan kepada anak. Memberikan pengarahan yang berarti, memberikan keterangan atau petunjuk khusus pada anak untuk mengadakan persiapan-persiapan menghadapi hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya agar dilakukan dengan memperkirakan maksud dan hasil yang akan dicapai serta tindakan apa yang harus dilakukan.[22]
Manusia hidup di dunia ini pasti memiliki keinginan, cita-cita, ataupun harapan. Karena dengan adanya keinginan pasti akan timbul semangat dalam hidup anak, walaupun terkadang untuk mencapainya membutuhkan usaha yang tidak ringan. Keberhasilan meraih atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu menimbulkan rasa puas pada diri manusia, yang pada akhirnya menimbulkan rangsangan ataupun dorongan untuk mencapai tujuan atau keinginan yang lain. Dengan demikian, pada setiap perbuatan manusia selalu ada sesuatu yang mendorongnya. Itu disebut motivasi, meskipun motivasi itu tidak begitu jelas, atau tidak disadari oleh pelakunya.[23]
Keteladanan menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam mendidik anak. Pada dasarnya anak akan meniru apa saja yang dilakukan oleh orang-orang yang ada disekitarnya terutama keluarga dekatnya, dalam hal ini adalah orang tua. Oleh karena itu apabila orang tua hendak mengajarkan tentang makna kecerdasan spiritual pada anak, maka orang tua seharusnya sudah memiliki kecerdasan spritual juga.[24]
Pengawasan merupakan hal yang sangat penting sekali dalam mendidik anak-anak, karena dengan pengawasan, perilaku anak dapat terkontrol dengan baik, sehingga apabila anak bertingkah laku yang tidak baik dapat langsung diketahui dan kemudian dibenarkan. Dengan demikian pengawasan kepada anak hendaknya diberikan sejak kecil, sehingga segala tingkah laku yang dilakukan oleh anak dapat diketahui secara langsung.[25]
Pembelajaran di rumah, atau biasa disebut home learning, sangat berbeda dari belajar di sekolah. Perbedaan paling utama adalah daya tarik berbeda antara rumah dan sekolah. Sejak pemerintah mengeluarkan surat edaran Mendigbud No.4 tahun 2020 yang menetapkan aturan belajar dari rumah bagi anak-anak sekolah dan bekerja dari rumah bagi guru. Bagi pendidikan di Indonesia, kondisi ini merupakan hal yang tak terduga bagi guru, orang tua, dan anak. Guru, orang tua, dan anak secara tiba-tiba harus membuat strategi agar proses belajar tetap berjalan agar perkembangan anak tetap baik meskipun tetap di rumah.
Orang tua menyiapkan sarana pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini, termasuk di dalamnya pertumbuhan dan perkembangan motivasi belajar. Dengan kata lain motivasi anak tergantung pada pemikiran, perlakuan, pola asuh kedua orang tua dan lingkungannya. Menjadi orang tua pada saat ini tidak mudah, apalagi jika orang tua mengharapkan anaknya tidak sekedar menjadi anak yang pintar, tetapi juga patuh dan taat. Menyerahkan pendidikan sepenuhnya kepada pihak sekolah tidaklah cukup, terlebih di masa pandemi yang mengharuskan anak belajar dari rumah. Orang tua berfungsi sebagai tempat pendidikan anak yang pertama dan utama dalam membentuk moral, nilai agama, dan budi pekerti serta memiliki peran tambahan sebagai guru kedua bagi anak dalam belajar dari rumah pada masa pandemi covid-19 saat ini.
Orang tua memegang peranan penting dalam memotivasi anak, karena orang tua yang paling banyak berinteraksi dengan anak sehingga orang tua memaksimalkan peran utamanya tersebut dalam mendidik anak-anak. Orang tua sebagai pendidik yang paling utama selama pembelajaran dari rumah harus menyediakan waktu dan lingkungan belajar yang baik serta menyenangkan agar anak dapat mengembangkan kemampuan dan tarcapai tujuan pembelajarannya.
Dengan mendampingi anak selama proses belajarnya, dapat membantu membangun kedekatan hubungan antara anak dengan orang tua. Peranan orang tua yang terpenting dalam mendampingi dan memotivasi anak adalah membuat anak tidak merasa sendiri karena orang tua memberi semangat dan menjadi tempat diskusi serta tempat bertanya bagi anak. Oleh karena itu, dibutuhkan peranan orang tua sebagai pengganti guru di rumah dalam membimbing dan memotivasi anak untuk belajar.[26]
Dari pemaparan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa peranan orang tua sangat diperlukan untuk memotivasi anak dalam belajar selama masa pandemic covid-19 yang mengharuskan anak untuk belajar dari rumah. Karena ketika anak belajar dari rumah, anak banyak mendapatkan banyak tugas yang pengerjaannya dapat dibantu dan dibimbing oleh orang tua di rumah. Orang tua sebagai pendidik utama harus menyediakan waktu dan lingkungan belajar yang menyenangkan agar anak dapat mengembangkan kemampuannya sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
Menurut Alkitab, orang tua memiliki tanggung jawab dalam mendidik anak-anak dengan tekun (Ulangan 6:6-7), mendidik anak-anak untuk dapat mengenal perintah atau taurat Allah (Mazmur 78:5,6), mendidik di jalan yang benar (Amsal 22:6), dan menjawab pertanyaan seorang anak dengan tepat (Keluaran 12:26, 27;13:8). Mendidik anak adalah suatu keharusan karena anak merupakan warisan Allah kepada orang tua (Mzm. 127:3).
Kewajiban orang tua dalam mendidik anak adalah memelihara anak mencukupi kebutuhan materi dan emosi anak, serta menasehati agar bertumbuh. Anak-anak membutuhkan bantuan orang tua di bidang pertumbuhan moral dan kerohanian. Sejak kecil anak sudah dapat dididik untuk memiliki standar pemikiran dan konsep moral, tetapi di bidang rohani perlu dibantu agar mereka bisa bertumbuh. Sejak kecil anak sudah diasuh dalam suasana kehangatan. [27]
Orang tua harus memberikan suasana kehangatan dan kasih hingga membantu anak merasakan kasih Allah, dan hidup saling mengasihi dengan sesama. Sejak kecil sebaiknya orang tua menyekolahkan anak di sekolah Kristen atau membawa mereka ke sekolah Minggu karena didikan Firman Tuhan dapat membentuk anak memiliki suatu konsep hidup dan karakter yang sempurna. Meskipun hanya satu jam seminggu, namun pendidikan di sekolah minggu dapat menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam kehidupan anak. Menyediakan suasana rohani yang indah dapat mempengaruhi kehidupan anak sehingga sejak kecil anak senang dan merindukan kebenaran Tuhan. Selain itu, Orang tua adalah pihak utama yang memperhatikan seluruh tigkah laku setiap anak dalam keluarga. Setiap orang tua hendaknya menyadari dan dapat memiliki pemahaman yang benar akan pentingnya peran mereka dalam membentuk karakter anak menuju kesempurnaan. Peran orang tua sangatlah dibutuhkan dalam memberikan pendidikan karakter spiritual anak dalam keluarga.[28]
Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua perlu mendidik anak sesuai dengan ajaran Alkitab sejak kecil, memberikan kasih sayang kepada anak, menyekolahkan anak pada sekolah Kristen atau sekolah minggu. Sehingga sejak kecil anak merasakan kasih Allah, senang dengan suasana rohani dan selalu merindukan Firman Allah.
Peningkatan prestasi belajar anak merupakan salah satu tujuan dari pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan peranana orang tua terhadap efektivitas pembelajaran dari rumah. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh peran serta orang tua dalam melakukan pendampingan saat anak melakukan pembelajaran dari rumah. Saat melakukan pembelajaran dari rumah orang tua tidak hanya bertugas untuk membiayai pendidikan anak, namun harus berperan serta dalam memberikan dukungan terhadap kegiatan belajar anak. Dan yang paling utama adalah berperan dalam peningkatan prestasi belajar anak untuk masa depan anak terkususnya disaat pendemi seperi ini, karena tingkat keterlibatan orang tua dalam belajar anak akan berpengaruh pada hasil belajar yang diperolah anak.
[1] Sudjana Nana, Penilaian Hasil BelajarMengajar, (Bandung: Usaha Nasional, 1997),47
[2] Brata S.S, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1998)127
[3] https://poskita.com. Peran Orangtua Dalam Pembelajaran Jarak Jauh, diakses pada tanggal 29, juni ,2021)
[4] https//www.pikiran rakyat. Com. Proses pembelajaran daring di tengah antisipasi-penyebaran virus corona/29/01/2021.
[5] Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2005). 801
[6] Poerwadarminto. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991),735
[7] Soejono, Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: CV. Rajawali Press. 1990)
[8] Muhamad Uzer,Usman. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), 30
[9] Yaumil Agoes Achir, Peranan Keluarga dalam pembentukan kepribadian anak, buku seri keluarga sejahtera,(Jakarta:1995).11
[10] Ahmad, Tafsir. Pendidikan Agama dalam keluarga.(bandung: Remaja Rosdakarya,1996).7
[11] Zakiah Drajad,dkk, Ilmu jiwa agama. (Jakarta:Bulan Bintang,1993).38
[12] Abu Ahmadi, Pendidikan Anak Usia Dini, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2014), 41-42
[13] Nurul Putri Lestari, Gusti Budjang, Peran Orang Tua dalam Membina Moral Anak, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), 6
[14] Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 24
[15] Mery Go Setiawani, menerobos Dunia anak, (Bandung: Kalam Hidup, 2000), 10
[16] Ibid, 12-13
[17] Arifin, Pokok-Pokok Pemikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), 25
[18] Sardiman, Intraksi dan Motivasi Belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 27
[19] Sucipton dan Rafis, Profesi Keorangtuaan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 109
[20] Ibid, 111
[21] Ibid, 110
[22] Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, (Jakarta: Effhar Dahara Prize,Tt), 71
[23] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1990), 60
[24] Supardi dan Aqila Smart, Ide-Ide Kreatif Mendidik Anak Bagi Orang Tua sibuk, (Jogjakrta: Katahati, 2010), 36
[25] Zakiah Darajat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 87
[26] Dr .Subagio, Pendidikan Jarak Jauh, (Jakarta: Rineka Cipta,2020), 75-80
[27] Mery Go Setiawani, Menerobos Dunia Anak, (Bandung: Kalam Hidup, 2000), 4-5
[28] Ibid, 6-8
Tinggalkan Komentar