Waktu :: Kontak 0388-22414 Email soestt@yahoo.co.id
Info Kampus
Selasa, 10 Sep 2024
  • SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SOE - KAMI PASTIKAN ANDA MENDAPATKAN LAYANAN TERBAIK YANG BERKUALITAS, BERINTEGRITAS & PROFESIONAL

HIDUP PEMUDA KRISTEN MENURUT MAZMUR 119:9

Kamis, 2 Maret 2023 Oleh : gidalty_erwan

FARIDA TAWURU MAY

Sekolah Tinggi Teologi Soe

farida@sttsoe.ac.id 

Abstract

MAZMUR 119:9 Latar Belakang Kitab

Judul ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_ yang berarti “pujipujian. Judul dalam septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar

200SM) ialah _psalmoi_ yang berarti “nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik)”[1].

Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1 Taw 15:16-22; Mazmur 149:1-150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia barat yang ditulis dengan sajak dan irama,  syair dan nyanyian PL  didasarkan pada kesejajaran pemikiran dimana baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang( kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-51SM (Mazmur 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah abad ke-6 sampai ke-5 SM (Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagain besar dari mazmur yang ditulis pada abad ke-10 SM  semasa zaman keemasan puisi

Israel.

Waktu penulisan: Antara 1450 dan 430 SM. (Karena adanya berbagai penulis, rentang waktunya panjang, akan tetapi sebagian besar ditulis sekitar 1000 SM. Di antara 150 mazmur, 73 ditulis oleh Daud, 11 oleh putra-putra Korah (salah satu di antaranya (Mzm: 88) juga menyebutkan Heman, 12 oleh Asaf

(tampaknya memaksudkan keturunan Asaf), satu oleh Musa, satu oleh Salomo, dan satu oleh Etan, keturunan Ezrah. Selain itu, Mazmur.72 adalah ”mengenai

Salomo” dan tampaknya ditulis oleh Daud. (Lihat Mzm 72:20.) Kisah 4:25 dan Ibrani 4:7 jelas menunjukkan bahwa Mazmur.2 dan95 ditulis oleh Daud. Mazmur.10, 43, 71, dan 91 tampaknya adalah kelanjutan dari Mazmur. 9, 42, 70, dan 90. Oleh karena itu, Mazmur. 10 dan 71 dapat dianggap ditulis oleh Daud, Mazmur. 43 oleh putra-putra Korah, dan Mazmur.91 oleh Musa. Ada petunjukpetunjuk bahwa Mazmur.119 bisa jadi ditulis oleh pangeran muda Hizkia. (Perhatikan Mzm.119:9, 10, 23, 46, 99, 100.) Jadi, masih ada lebih dari 40 Mazmur yang tidak disebutkan atau disinggung siapa penggubahnya. Penulisan Mazmur-mazmur membutuhkan waktu kira-kira 1.000 tahun, dari zaman Musa sampai setelah kembalinya Israel dari pembuangan di Babilon (Mzm.90).[2]

Tujuan penulisan kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis secara umum untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah. Nyanyian pengajaran Bani Asaf ditujukan kepada umat Israel untuk mendengar pengajarannya (Mazm.78:1,4) dan terus mengajarkannya kepada generasi yang akan datang (Mazm.78:5,6). Hal ini direncanakan Tuhan agar Israel dapat mempercayai Dia dan mematuhi perintahperintah yang diberikan-Nya (Mazm.78:7), sehingga Israel tidak jatuh ke dalam ketidakpercayaan dan pemberontakan seperti nenek moyang mereka (Mazm.78:8). Pemberontakan seperti ini telah mewarnai sejarah perjalanan Israel bersama dengan Allah, sejak mereka berada di padang gurun.[3]

KONTEKS TEKS

Konteks teks terdiri dari konteks jauh dan konteks dekat.

Konteks Jauh

Mazmur pasal 107-150 (Termasuk 119) adalah kumpulan mazmur yang ditulis oleh Daud dan penulis lainnya. Kemungkinan penyusunnya adalah Ezra dan Nehemia. Dan Temanya merupakan bagian Ulangan yang membahas tentang Firman Allah.[4] Mazmur mengikuti pola langkah yang sama, merefleksi reaksireaksi dari hati manusia terhadap pola kerja Allah dalam hidup manusia dibumi. Sehingga sangatlah tepat memilih mazmur 119 untuk bagian penting membahas Firman Allah sesuai dengan tema pembagian kitab Mazmur ini. Mazmur-mazmur dari pasal 107-150 menggambarkan sesorang yang merasa dirinya tidak berdaya sama sekali dan tidak dapat lagi mengandalkan dirinya sendiri dan siap menggenggam kepenuhan Allah.[5] 

Konteks Dekat

Marie Claire Barth & B. A. Pareira menulis bahwa Mazmur pasal 119 bersamaan dengan Mazmur pasal 1 dan 19B menulis suatu renungan tentang taurat yang dipuji sebagai anugerah Tuhan yang paling berharga karena pemazmur mengajak orang untuk hidup menurut pola taurat maka syairnya tergolong pada Mazmur Kebijaksanaan. [6] Dalam ciri khas kitab ini mazmur pasal 119 adalah mazmur yang paling unik karena memiliki ayat yang panjang (167), Kasihnya yang agung kepada firman Allah dan susunan sastranya yang mencakup 22 stansa dengan masing-masing 8 ayat dan setiap stansa mengawali setiapnya dengan huruf yang sama juga setiap stansa memakai huruf yang berturut-berturut dari abjad ibrani sebagai bantuan untuk mengingat yaitu (suatu akrostik).[7] Mazmur 119 juga adalah Pujian kepada Allah atas anugerah-Nya yang paling besar kepada Israel yaitu hukum Taurat dan pernyataan kehendak-Nya bagi umat perjanjian-Nya yang ditengahinya.[8]

Ayat 1-8 berbicara soal berkat karena ketaan. Berbahagialah mereka hidup menurut taurat Tuhan.[9]

Ay.9-16 membahas bagaimana seorang muda hidup secara murni? inilah pokok pengajaran guru kebijaksanaan ( Ams 3:1-10;6:12-23) dan menurut kitab

ulangan” Firman Allah sangat dekat padamu di dalam hatimu dilakukan”( Ul 30:14 dan Mzm 37:31; 40:9). Hukum-hukum Allah itu pertama-tama harus dikenal, diceritakan.Tujuannya bukanlah unruk memperoleh suatu ketrampilan, melainkan kegembiraan hati yang lebih berharga lagi.[10] Kapanpun dalam sejarah, jawaban untuk persoalan-persoalan anak muda iyalah agar memperhatikan Firman Allah dengan cara merenungkannya (ayat 15) dan menyimpannya dalam hati (ayat 11) dan dengan menceritakannya kepada orang lain (ayat 13)[11]

Pada pasal ini, Pemazmur bermaksud mengajak orang lain untuk mengikuti jalan yang serupa dan mengalami bahwa “Firman Tuhan adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (ayat 105)”.[12] Dengan demikian ayat 9 yang diambil penulis sebagai bagian yang penting untuk mengajak anak muda untuk hidup menurut jalan Tuhan adalah tepat. 

Garis Besar Teks

Garis besar teks mazmur pasal 119:9  dapat  dirumuskan sebagai berikut : 

  1. Anak muda harus mempertahankan kelakuannya bersih (Ayat 9a)
  2. Firman Tuhan adalah kunci untuk tetap hidup benar/bersih (Ayat 9b)

Exegese Teks

 Mazmur 119:9. Dengan apakah seorang muda dapat mempertahankan kelakuannya bersih, dengan menjaganya sesuai dengan Firman-Mu.

Kata Seorang muda dalam bahasa ibrani kata na’ar (נַַעַר) yang berarti anak, remaja, pemuda, hamba, petugas. Kemungkinan besar kata ini mengacu pada anak laki-laki.[13] Dimana kata benda ini biasanya menunjukkan kepada seorang muda pada usia menikah tetapi belum menikah, yang menekankan kekudusan hidup pada masa mudanya.

 Na”ar yang memberi berbagai penggunaan terlihat dari contohnya lebih dari dua ratus kejadian. Keluaran 2:6 mengacu pada bayi dari beberapa bulan,              ( bayi musa itu menagis), dan dalam 2 Samuel 12:16 untuk bayi Batsyeba. Namun

dalam 2 Samuel 14:21 na’ar Absalom disebut matang oleh ayahnya untuk anak usia antara penyapihan dan kedewasaan muda terutama menikah.

 Kata benda na”ar mengacu pada orang muda yang belum matang tapi kuat, paling sering dalam menggambarkan seorang muda ( 1Sam 17:33). Samuel mengurapi seorang raja dari keluarga Isai seperti yang Tuhan kehendaki, Daud adalah yang termuda di antara semua saudaranya. Sekalipun masih muda Daud telah terkenal dengan keberaniannya, yang diperlihatkan dengan perkelahiannya dengan binatang-binatang liar yang hendak menyerang binatang gembalaannya (1 Sam 17:34-36) juga kepandaiannya memetik kecapi.

 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan kata  seorang muda dalam teks ini berarti seorang anak muda baik sudah menikah maupun belum yang kuat dan punya dan didalam Tuhan dituntut untuk menjaga hidup tetap benar. 

 Kata Mempertahankan dalam bahasa Ibrani menggunakan kata זַׇכַךְ (zākak) yang berarti bersih, murni, membuat tetap bersih, membuat diri bersih. Kata ini memakai kata kerja Qal yang berarti secara terus-menerus atau berulangulang.[14] Artinya membuat tetap bersih

 Zakak yang memiliki arti, murni, bersih, dan membuat tetap bersih, yang dipakai pemazmur ini berhubungan dengan minyak zaitun murni untuk kaki dian Emas dalam kemah suci, berbicara mengenai pengurapan dari Tuhan, dimana minyak yang murni menggambarkan pribadi Tuhan yang kudus yang dapat membuat manusia tetap bersih dan murni.

 Minyak zaitun yang banyak digunakan dalam lingkungan rumah tangga adalah bahan bakar untuk lampu kecil, baik lampu yang mudah di bawa maupun lampu yang berbentuk lain, pada umumnya lampu mempunyai kekukan dipinggirnya, dimana rami halus (Yes 42:3) atau rami yang biasa di pasang sebagai sumbunya.[15] Apabila lampu itu diisi minyak zaitun, dan sumbunya dinyalakan, maka lampu itu akan dinyalakan terus sampai bahan bakarnya habis. Laird Haris berpendapat :

 Referensi dalam pantateukh berurusan dengan tabernakel. Minyak zaitun untuk lampu di tempat kudus murni, dan lampu tersebut terus menyala, setiap malam ( Kel 27:20; 30:7-8, Im 24:2). Keluaran 30:34 menyebutkan bahhwa kemenyan murni dikombinasikan dengan rempah-rempah yang harum untuk membuat campuran khusus dupa. Kualitas yang sama kemenyan ditempatkan dengan setiap baris dari roti di atas meja roti sajian di tempat kudus (Im 24:7).

 Minyak dalam PL memiliki unsur penting dalam peribadatan, minyak merupakan yang utama di antara korban persembahan sulung ( Kel 22:29) dan juga merupakan obyek perpuluhan ( Ul 12:17). Korban-korban sajian sering dicampur dengan minyak ( Im 8:26; Bil 7:19 ), sementara lampu di kemah pertemuan ( Kel 29:40), dan pada penggenapan zasar yang penazar ( Bil 6:15). Tapi beberapa upacara tertentu diadakan tanpa minyak seperti penghapus dosa ( Im 5:11).

Manusia mencemari kekudusan hidupnya dengan dosa, mencemari berarti mengotori atau menyeret seseorang menuju lumpur yang memiliki kekuatan untuk mencemari dan membuat seseorang tidak layak berdiri di hadapan Tuhan yang maha kudus. Kekudusan tidak hanya berarti sesuatu yang berbeda atau sesuatu yang bersifat trasenden, tetapi juga suatu kepenuhan, kesatuan dan kemurnian. Penyembahan berhala, pemfitnah, penipu dan beberapa tindakan kejahatan lainnya bukan hanya mencemari individu dan masyarakat tertentu tetapi juga mencemari hubungan manusia dengan Tuhan. 

Mempertahankan juga memiliki pengertian mengusahakan  supaya tetap atau tidak berubah dari keadaan semula. Kata Mempertahankan juga mengandung arti bagaimana orang muda menjaga kehidupan tetap bersih dan murni di hadapan Allah yang kudus. Jelas bahwa maksud dari kata mempertahankan yang dipakai pemazmur menekankan suatu tindakan atau sikap yang dilakukan Allah dalam menjaga atau melindungi orang muda dalam menjalin sebuah pergaulan sehingga  orang muda  mampu menjaga agar tidak berubah dari keadaan sebelumnya, dimana pemuda dibuat tetap bersih dan murni dihadapan Allah yang Kudus. 

 Kelakuannya dalam bahasa Ibrani menggunakan  אׇֺרׇה (ōrāh), yang artinya cara jalan. Kata ini menggunakan kata kerja yang mengandung kata ganti, yang digunakan dengan cara figuratif, menggambarkan cara hidup.[16]

 Qrah yang berarti” cara jalan” meskipun kata ini muncul lima puluh delapan kali dalam PL, hal ini sering sejajar dengan kata derek, yang berarti “cara gaya hidup”. Persamaan antara cara dosa dan kematian atau cara ketaatan dan hidup. Ini pilihan yang tersedia untuk orang muda dimana pemuda membuat pilihannya sendiri tapi pemuda tidak bisa memilih konsekuensi sendiri. Jalan hidup yang dimaksudkan harus sesuai dengan jalur integritas ( Maz 27: 11), jalan kejuujuran ( Ams 2:13), jalan keadilan (Ams 2:8; 17:23; Yes 26:8; Yes 40:14), jalan kebenaran ( Ams 8:20). Artinya menjauhi jalan yang jahat (Ams 119:10) karena itu adalah jalan yang salah (Maz 119:104, 128). Mengikuti jalan kebenaran dan hidup adalah mengkuti jalan Tuhan, di mana kata ini adalah persamaan untuk Firman Tuhan ( Yes 2:3 ).

 Jelas bahwa kata qorah yang dipakai pemazmur menunjukan kepada pemuda dimana pemuda yang gampang memilih dan mengikuti gaya hidup tertentu tanpa mengerti akan akibat yang terima.

 Bersih  dalam bahasa Ibrani menggunkan kata זַׇכַךְ “zākak” kemungkinan dari kata zaka ( Ayb 15:14-15; Ayb 15:4-5). Yang digunakan pararel dengan arti

“mencuci” ( Ayb 9:30,  Yes 1:16). Kata yang dipakai ini dengan kata yang digunakan dalam kata mempertahankan, dan memiliki pengertian yang sama yaitu bersih, murni, membuat tetap bersih.[17]

Tuhan menghendaki supaya pemuda menjauhi nafsu orang muda, karena segala keinginan untuk memenuhi hawa nafsu hanyalah akan membawa pemuda kepada kebinasaan. Karena itu orang muda harus memiliki kekariban dengan Tuhan supaya beroleh kekuatan untuk dapat menolak setiap hawa nafsu yang ada.  Rasul Paulus berpesan,  Jangan  seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.  Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.  (1 Tim 4:12).

Firman Tuhan adalah kunci untuk mempertahankan hidup benar

Dengan menjaganya dalam bahasa Ibrani menggunakan kata  שַׇׁמַד

(shāmar) yang mempunyai arti lakukan dengan hati-hati. Menggunakan kata kerja Qal yang berarti secara terus menerus.[18] Hal ini menunjukan  bahwa orang muda perlu menjaga dan melakukan firman Tuhan secara terus-menerus.  Melakukan dengan hati-hati semua ketetapan dan perintah Tuhan, hal ini mengungkapkan perhatian harus dibayar untuk kewajiban perjanjian, hukum, undang-undang, ketetapan, peraturan.[19] Ini adalah salah satu pengguaan yang paling sering dari kata kerja. Jadi dalam kej 18:19 Abraham memerintahkan anakanaknya untuk harus menjaga jalan Tuhan, mengindahkan hati untuk jalan Tuhan.  Daud sering berbicara tentang perawatan dan perlindungan Tuhan dalam ayat-ayat seperti mazmur 34:20; 86:2; 86:2; 121:3-4 121:7. Sering kata kerja ini digunakan untuk berbicara tentang disiplin pribadi, kebutuhan untuk mengambil pelajaran dalam hal kehidupan dan tindakan seseorang ( Maz 39:2).

 Alkitab tidak menutup-nutupi dosa atau keburukan watak dari anak-anak Allah. Sebab segala sesuatu yang yang ditulis dahulu, telah ditulis sebagai pelajaran( Rm 15:4), termasuk bagian alkitab yang mengingatkan seseorang dengan memakai contoh, maupun untuk memberi semangat. Dosa daud dalam perkara Uria, orang Het itu, merupakan contoh soal yang tepat mengenai hal ini. Aib itu, yakni nilai setitik merusak susu sebelanga ( Pkh 9:18), menjadi cela atas watak Daud, yang seandainya tanpa aib itu hidupnya adalah luar biasa memuliakan Tuhan.

 Shamar juga menunjukan sebuah ketaatan yang pada dasarnya berarti mendengar, mendengarkan yang kadang-kadang menunjukan hanya sekedar mendegar, namun apabila kata-kata yang diucapkan menyatakan kehendak, hasrat, instruksi atau perintah, maka makna ini adalah mengindahkan atau menaati orang yang sedang berbicara.[20] Allah menuntut bahwa perintah-Nya didengarkan sebagai aturan untuk hidup manusia seutuhnya, jadi keataan kepada Allah mencakup keseluruhan hidup dan moralitas.

 Ketaatan kepada hukum Allah itu tidak hanya sekedar teori atau kepatuhan semata. Tetapi perlu di tambahkan juga tindakan” untuk melakukannya”, seperti itu Yeheskiel 37:24. Amsal 4:21 menyatakan untuk menyimpan perintah Allah di dalam hati.

 Kata shamar yang dipakai pemazmur dalam ayat ini mempunyai makna melakukan dengan hati-hati dalam ini manusia dituntut untuk taat sepenuhnya kepada perintah dan hukum-hukum Allah.

 Firman-Mu dalam bahasa Ibrani dipakai kata דׇׇבׇר (dābār) yang berarti pidato, perintah, hukum undang-undang dan peraturan.[21] Selnajutnya menurut

Laird:  “ Kata ini memakai kata depan/preposisi “ sesuai dengan”. Pada dasarnya substansi sering digunakan sebagai preposisi perbandingan yang melekat pada kata benda. Secara kuantitatif, terutama dengan angka dan waktu bisa berarti” sekitar”. Secara kualitatif,  bisa berarti “ menurut” kej 1:26). Dalam sebuah ekpresi korelatif, preposisi muncul dua kali” bangsaku seperti bangsamu” (seperti bangsaku jadi bangsamu, 1 Raj 22:4). Sebelum infinitif itu mengungkapkan waktu dimana tindakan terjadi, oleh karena itu” kapan” seperti atau saat.”22

Laird Harris, tidak membedakan dabar terjadi sebagai kata kerja dalam dua akar yang berbeda dimana memberikan dabar sebagai akar kata dalam Ayb 19:18; 2 Taw 22:10; Mzm 18:47 dan Mazm 47:3. Dabar memiliki satu bagian yang dapat dilafalkan sebagai kata benda dan kata kerja dengan makna yang sangat mirip dengan orang-orang dari bahasa Ibrani. Sebagai substansi itu berarti” pidato” atau “ masalah hukum” dan sebagai kata kerja “ untuk berbicara”

 Dalam bahasa apapun kata-kata yang mewakili kata kerja dasar untuk berbicara dan kata benda untuk “kata” menjadi sangat penting. Kata kerja dabar dan dabar kata benda memiliki bintik-bintik penting dalam Alkitab ibrani. Procksch di TWOT menyatakan bahwa kata benda adalah bentuk dasar dan kata kerja berasal dari itu. Dua kata ini terjadi lebih dari 2500 kali dalam PL, kata benda lebih dari 1400 kali dan kata kerja lebih dari 1100.

 Banyak sinonim ditemukan dalam Mazm 119, sinonim yang paling penting adalah amar untuk mengatakan dan maskulin dan feminim emer yang hampir selalu diterjemahkan kata. Dalam pembahasannya tentang sinonim untuk Firman Tuhan.

Dabar biasanya menuntut preposisi kuat el (sekitar sepuluh kali lebih sering dari pada le). Perbedaan-perbedaan ini, bagaimanapun, tidak mengurangi pentingnya apa yang dikatakan sebagai objek dabar yang mencakup sebagian besar hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai moral dan ideal.[22] Seperti di beberapa kata kerja lain yang digunakan terutama di Piel, kejadian Qal hampir secara eksklusif di partisipasi aktif dan menunjuk sebagian besar orang yang berbicara tentang sesuatu perintah.

 Karakteristik tertentu dari Firman-Mu yang di ucapkan dalam mazmur ini, di antaranya adalah: “Kata Tuhan yang benar” ( Mazm 33:4) pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” ( Mazm 119:105) dan kebenaran ( Mzm 119:160). Firman adalah satu-satu pedoman yang memampukan anak muda tetap berlaku bersih karena hanya Firman yang menjadi penuntun dalam jalan hidup anak muda. 

KESIMPULAN

Mazmur pasal 119:9 berbicara tentang seorang anak muda yang dalam dirinya ada potensi besar, kuat dan mampu untuk bersaing secara sehat. Anak muda harus mampu mempertahankan kehidupan yang bersih karena anak muda adalah terang bagi sesamanya. Sesuai eksegese kata bersih, kata ini digambarkan seperti minyak lampu murni yang ditaruh dikemah pertemuan yang akan menerangi seluruh ruangan. Anak muda hanya akan mampu menjaga dirinya tetap benar atau menjadi terang dalam kegelapan bila Ia dengan hati-hati melakukan Firman Tuhan.  Firman Tuhan adalah kunci untuk tetap menjaga langkah kaki dan menerangi seluruh perjalanan. Firman Tuhan adalah satu-satunya pedoman disepenjang sejarah untuk mengawasi kehidupan anak muda tetap bersih. 

Sang penulis mengajukan pertanyaan yang menggelisahkan tentang bagaimana tetap suci dilingkungan yang tercemar? Pemuda tidak bisa melakukan ini sendiri tetapi harus memiliki pedoman dan kekuatan yang lebih dinamis daripada pengaruh yang menggoda disekeliling. Dimana bisa menemukan hikmat tersebut? Dengan membaca Firman Allah dan melakukan apa yang dikatakannya.[23] Menyembunyikan (menyimpan) Firman Allah didalam hati merupakan alat pencegah dosa. Ini saja seharusnya menginspirasi kita untuk menghafal isi Alkitab. Tetapi menghafal saja tidak menjauhkan kita dari dosa, kita juga harus membuat Firman Tuhan bekerja dalam hidup kita dan menjadikannya pedoman utama bagi segala sesuatu yang kita kerjakan.25 Ayat 33-40 kebutuhan akan petunjuk. Pelihatkanlah….aku hendak memegangnya. Frasa ini ingin memohon petunjuk Allah untuk mengatur hidupnya dan untuk menjauhkannya dari kebodohan. Sedangkan Ayat 57-64, Ketetapan hati untuk setia. Aku telah berjanji untuk berpegang pada Firman-FirmanMu. Memikirkan jalan-jalan hidupnya membawa dia pada satu titik dimana dia dapat mengalihkan kakinya mnuju peringatan Allah.26

  • ibid
  • Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wyclife Volume 2, Malang:

Gandum Mas2014, Hlm 245

DAFTAR PUSTAKA

__________2016. Alkitab Penuntun, Malang: Gandum Mas 

______2000. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid II,  Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih 

Barth, Marie Claire & Pareira, B. A. 2009. Tafsiran Alkitab (Kitab Mazmur 73-150),

Jakarta : BPK Gunung Mulia 

Boeker, Bahasa Ibrani jilid II, (T.t.p Depertemen Multimedia bag.Literatur YPPII, T.Th)

Ed, Redaksi Santapan Harian), 2010. Santapan Harian, Jakarta: Yayasan Persekutuan Pembaca Alkitab PPA 

Harris,  R. Laird dkk, 1980. Theologi Word book Of old Testament, jilid II, Chicao: Mody

Press,

Jr, Cornelius Plantinga, 2004. Not The Way Its Supposed to Be, Surabaya: Momentum

Pfeiffer, Charles F. & Harrison, Everett F. 2014. Tafsiran Alkitab Wyclife Volume 2,

Malang: Gandum Mas 

Stedman, Ray C. 2014. Petualangan Menjelajahi Perjanjian Lama, Jakarta  


[1] ______Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid II,  (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2000), 42

[2] Ibid …,42

[3] (Ed, Redaksi Santapan Harian), Santapan Harian(Jakarta: Yayasan Persekutuan Pembaca

Alkitab PPA, 2010), 14

[4] Ray C. Stedman, Petualangan Menjelajahi Perjanjian Lama, Jakarta : 2014, Hlm 312

[5] Ibid…,Hlm 314

[6] Marie Claire Barth & B. A. Pareira, Tafsiran Alkitab (Kitab Mazmur 73-150), BPK Gunung Mulia : Jakarta 2009, Hlm 360

[7] Ibid…, Hlm 360

[8] ______Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid II,  Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina

Kasih , 2000, hlm 44

[9] Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wyclife Volume 2, Malang:

Gandum Mas2014, Hlm 244

[10] Marie Claire Barth & B. A. Pareira, Tafsiran Alkitab (Kitab Mazmur 73-150), BPK

Gunung Mulia : Jakarta 2009, Hlm 363

[11] Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab …,Hlm 245

[12] Marie Claire Barth & B. A. Pareira, Tafsiran Alkitab…, Hlm 360

[13] R. Laird Harris, dkk, Theologi Word book Of old Testament, jilid II, (Chicao: Mody Press,1980), 585.

[14] Boeker, Bahasa Ibrani jilid II, (T.t.p Depertemen Multimedia bag.Literatur YPPII, T.Th)

[15] R. Laird Harris, dkk, Theological Work book,.. jilid 1, 240

[16] Cornelius Plantinga Jr, Not The Way Its Supposed to Be, (Surabaya: Momentum, 2004)

[17] Ibid…,240

[18] R. Laird Harris, dkk, Theologi Work book…, Jilid II,939.

[19] Ibid

[20] Ibid…, 941

[21] R. Laird Harris,dkk, Theological Work book…,178 22 Ibid

[22] Ibid

[23] __________Alkitab Penuntun, Malang: Gandum Mas, 2016 hlm 1204

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

Pengumuman

Diterbitkan :
Pengumuman Pendaftaran Mahasiswa Baru 2022
Sekolah Tinggi Teologi SoE (STT SoE) membuka pendaftaran mahasiswa baru Tahun Akademik 2022/2023 untuk program..